Selasa, 12 April 2011

Catatan Bulanan Seri Acak Bulan April 2011

Tanggal 11 April 2011 :
KA Bangunkarta Anjlok di Grobogan

Monday, 11 April 2011
Keterangan :
Isi dari ketikan di bawah sudah saya benahi sesuai dengan bahasa yang sebagus mungkin. Apalagi kalimat2nya yang berbau KA sudah diubah seakurat mungkin meski ada beberapa atau banyak yang tidak saya ubah... Semisal "gerbong" tetap saya tidak ubah menjadi "kereta".
Sejumlah gerbong KA Bangunkarta melesat dari rel di dekat stasiun Tegowanu Grobogan kemarin. Sejumlah petugas mengevakuasi gerbong tersebut.

GROBOGAN – Kereta Api (KA) kelas eksekutif Bangunkarta tujuan Jakarta - Jombang anjlok di stasiun Tegowanu kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kemarin. Akibatnya ratusan penumpang di sejumlah stasiun di Semarang mengalami keterlambatan jadwal. Kepala Humas PT. Kereta Api Daerah Operasi (Daops) IV Sapto Hartoyo mengatakan peristiwa anjloknya kereta api itu terjadi pada pukul 00.10 WIB dini hari kemarin tepat di KM 20 + 500 Stasiun Tegowanu. Pada saat itu KA membawa 10 gerbong dengan 400 penumpang dari arah Jakarta menuju Jombang. “Ada dua gerbong yang anjlok, yaitu gerbong nomor 2 dan 3 dari belakang,”ujarnya di lokasi kejadian kemarin. Setelah sempat berhenti 30 menit di lokasi,400 penumpang itu kemudian melanjutkan perjalanan dengan delapan gerbong yang tidak anjlok.Tidak ada korban tewas dalam peristiwa tersebut,namun evakuasi terhadap kereta yang anjlok itu dilakukan hingga pukul 08.20 WIB,dan perjalanan kereta mulai berfungsi normal kembali sekitar pukul. 10.00 WIB.

Menurut Sapto, gerbong yang anjlok mengalami kemiringan masing-masing 2 as. Gerbong yang anjlok dikembalikan ke jalur dengan menggunakan dongkrak dan dibawa ke stasiun Brumbung Mranggen. Akibat kecelakaan tersebut, kata Sapto, ada 4 kereta yang mengalami keterlambatan berangkat, yaitu KA Brantas (jurusan Jakarta - Blitar),KA Gumarang (Jakarta-Surabaya), KA Sembrani (Gambir - Pasar Turi Surabaya), dan KA Argo Bromo Anggrek (Jakarta - Surabaya).“

Terjadi keterlambatan sekitar 5 - 6 jam pada 4 kereta tersebut,”ujarnya. Saat gerbong masih dievakuasi, posisi KA Brantas berada di Stasiun Brumbung, KA Gumarang dan Sembrani di Alas Tuo,dan Argo Anggrek di Semarang Tawang. amin fauzi/ andik sismanto

Sumber = http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/392253/
::)

Tanggal 11 April 2011 :
Ledakan di Stasiun Subway Oktyabrskaya di Belarus
VIVAnews - Sebuah ledakan terjadi di stasiun bawah tanah Minsk, ibukota Belarus, Senin, 11 April 2011. Akibat ledakan ini, dilaporkan 11 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Menurut saksi mata, dilansir dari laman Associated Press,ledakan terjadi sesaat setelah para penumpang turun dari kereta di stasiun bawah tanah Oktyabrskaya pada pukul enam sore waktu setempat. Stasiun yang terletak sekitar 100 meter dari istana presiden ini adalah stasiun tersibuk di ibukota pada jam-jam kerja. Saksi mata, Alexei Kiklevish, mengatakan bahwa atap stasiun rubuh akibat ledakan. Saksi mata lainnya, Igor Tumash, mengatakan bahwa "ada cahaya terang, kemudian ledakan dan asap tebal, saya terjatuh dan mulai merangkak, saya melihat mayat-mayat bertumpuk-tumpuk."

Lima jam setelah peristiwa tersebut, Menteri Kesehatan Belarus, Vasily Zharko, mengumumkan bahwa 11 orang tewas dan 126 lainnya terluka, 22 diantaranya dalam keadaan kritis. Dua jam setelah kejadian, Presiden Alexander Lukashenko mendatangi lokasi, namun tidak menjelaskan siapa yang kemungkinan berada dibalik peristiwa tersebut. Lukashenko hanya mengatakan bahwa ini perbuatan teroris dari luar Belarus. "Saya tidak menyangkal bahwa aksi ini dilakukan oleh orang dari luar," ujar Lukashenko.
....................
Sebelumnya pada Juli 2008, peledakan terjadi pada sebuah acara konser yang dihadiri Lukashenko. Sebanyak 50 orang terluka. Peledakan kali ini, ujar LUkashenko, juga mempunyai hubungan dengan peledakan konser tersebut. Tidak disebutkan secara jelas oleh pemerintah Belarus siapa dalang pelaku pengeboman tersebut.

• VIVAnews

::)

Tanggal 14 April 2011 :
[keretapi] Rinja di Gundih
From:
guntur setiono
Add to Contacts
To:keretapi@yahoogroups.com
Semalam on board dengan KA 43 Bangunkarta eksekutif,berangkat on time 16.25 dr Jombang. Karena penat sangat dirasa,langsung tidur dan terbangun sekitar 19.40an di Jebres. Sampai dengan pk 21.10 kereta tdk bergerak dan disusul 101 Senja Kediri di jalur 3. Karena tidak ada pengumuman saya mencoba menanyakan kepada PPKA tentang apa yg terjadi,dan ternyata ada rinja longsor di gundih, Brantas ditahan di gundih dan 43 serta 101 ditahan di jebres. Menurut
PPKA ketiga kereta direncanakan lewat selatan apabila evakuasi tdk berhasil. Alhasil saya memutuskan pindah sepur 33,mumpung blm lewat dgn minta acc kondektur,krn harus masuk pagi di jkt dan tidak ditarik bea tambahan di KA33. Dengan ngojek,datang bersamaan dgn 33 pkl 21.30.
Mungkin ada rekan yg tau apakah jalur gundih sudah normal kembali?

Guntur @sidoarjo
juveBerry, vive per sempre

Penumpang KA Kaligung Membeludak

Daop IV Tambah 8 Kereta

SEMARANG- Tingkat okupansi atau isian penumpang kereta api (KA) Kaligung untuk jurusan Semarang-Tegal terus membeludak baik di hari biasa maupun saat akhir pekan. Dari kapasitas 200 tempat duduk untuk kelas eksekutif dan 120 tempat duduk untuk kelas bisnis, hampir 90% terisi saat hari biasa. Bahkan ketika akhir pekan, okupansinya meningkat sampai 100%. Kepala Humas PT. KA Daop IV Semarang Sapto Hartoyo mengatakan potensi penumpang jurusan Semarang-Tegal memang sangat tinggi sehingga tidak heran tingkat isian kereta terus mengalami peningkatan. Untuk memperkuat pelayanan KA lokal khususnya Kaligung, PT KA akan menambah delapan kereta (gerbong) untuk kelas bisnis dan eksekutif yang selama ini dilayani KA Kaligung, dan KA Kaligung Mas.

”Tambahan kereta baru ini diharapkan bisa meningkatkan pelayanan penumpang KA Rajawali jurusan Semarang-Surabaya. Sebab, kereta yang dipakai KA Kaligung selama ini juga dipakai KA Rajawali. Setelah sampai Semarang, keretanya dipakai KA Rajawali ke Surabaya, dan sebaliknya setelah kembali kereta itu dipakai lagi oleh Kaligung menuju Tegal,” ujar Sapto, kemarin. Menurut Manager Sarana PT. KA Daop IV Semarang Eko Purwanto penambahan delapan kereta ini merupakan rencana pengembangan tahun 2011 untuk mendorong okupansi penumpang. Awal Mei mendatang, tambahan dari kantor pusat itu dipastikan bisa operasional dan akan dipakai untuk KA Kaligung bisnis dan eksekutif. ”Selama ini, kereta yang dipakai Kaligung menggunakan KRD. Dengan tambahan tersebut yang selama ini digunakan KA Kaligung sudah tidak akan dipakai lagi,” terang Eko.

Daop IV, lanjut Sapto, juga akan mendorong okupansi kereta api lokal lainnya seperti KA Pandanwangi jurusan Semarang-Solo, KA Blora Jata dengan jurusan Semarang-Bojonegoro, KA Banyu Biru jurusan Semarang-Yogyakarta dan Kereta Wisata Ambarawa.

Berdasarkan data jumlah penumpang KA lokal untuk kelas eksekutif sepanjang triwulan I/2011 mencapai 24.718 orang. Di kelas bisnis, total dari Januari-Maret lalu, jumlahnya mencapai 194.104 penumpang. dan terus mengalami peningkatan setiap bulannya. Sedangkan klas ekonomi, secara keseluruhan mencapai 313.500 penumpang sementara kereta wisata Ambarawa meraup 11.698 penumpang pada periode yang sama. Secara total jumlah penumpang KA lokal sebanyak 544.020 orang. (J14-52)


Komentar dari saya pribadi :
Lalu, ke mana rangkaian KA Harina yang selama ini menjadi batru loncatan KA Rajawali juga yah??? ::)

Kamis, 28/04/2011 16:08 WIB
Kena Kipas Angin di KRL Ekonomi, Jari Penumpang Hancur
Chazizah Gusnita - detikNews
Jakarta - Kasus pelecehan seksual belum ada solusi eh kini penumpang KRL ekonomi dihadapkan lagi dengan masalah keselamatan. Seorang penumpang KRL ekonomi, Ari DN, mengalami luka serius di jari manisnya. Jari Ari hancur akibat terkena kipas angin yang berputar -- tidak ada tutupnya -- saat menumpang moda yang selalu padat itu.

Insiden itu terjadi ketika Ari mencoba mencari pegangan karena kereta penuh sesak. "Keretanya penuh. Lagi ramai, jadi dia pegang apa yang bisa dipegang. Dia pegang (sesuatu) dekat kipas angin. Nggak tahunya jarinya kena (sabetan) kipas angin," kata Bryan, teman Ari, pada detikcom, Kamis (28/4/2011).

Insiden ini terjadi tadi pagi saat berada di daerah Pasar Minggu. Bryan dan Ari berangkat dari Stasiun Depok Lama hendak menuju tempat kerjanya di daerah Jakarta Utara. Bryan dan Ari berangkat pukul 06.00 WIB. Saat masuk ke KRL, kondisi kereta sudah penuh. Ari dan Bryan pun mencari pegangan yang bisa dipegang.

"Tadi pagi itu naik kereta yang tempat duduknya biru-biru itu. Sudah penuh, jadi pegangan yang dekat kipas anginnya yang dari besi. Ternyata kipas anginnya nggak ada tutupnya," jelasnya.

Putaran kipas angin tersebut membuat jari manis kiri Ari luka hingga menyebabkan kukunya copot. Bryan dan Ari menganggap luka tersebut hanya luka ringan. Jari Ari lantas hanya diperban. Ari kemudian balik arah ke Depok. Sedangkan Bryan tetap melanjutkan bekerja.

"Dia ke rumah sakit di Depok. Saya dengar tadi siang kata dokter di rumah sakit itu, jarinya harus diamputasi. Jarinya di-rontgen ternyata tulangnya sudah rusak hancur," ungkapnya.

Ari kemudian dirujuk lagi ke RS Mitra Keluarga Depok. Dari situ, dokter mengatakan, jari Ari bisa tidak diamputasi tapi hanya dengan menggunakan pen. "Dia sekarang masih dirawat. Saya belum tahu lagi ini bagaimana sekarang kondisinya. Pulang kerja saya baru akan ke sana," ujarnya.

Melihat kejadian yang menimpa temannya, Bryan pun meminta kepada PT KAI atau Kereta Commuter Jakarta (KCJ) agar tetap memberi pelayanan KRL yang aman meski itu kereta ekonomi sekali pun. Penumpang KRL diminta hati-hati jika melihat ada kipas angin yang tak ditutup di dalam gerbong KRL.

"Ini sudah makanan sehari-hari. Sinyal rusak, mogok dan lainnya. Kereta ekspres mau diganti KRL ekonomi AC tapi yang ekonomi saja masih begini," keluhnya.

(gus/nrl)


Komentar dari saya pribadi :
Walah... gimana cara nyari solusinya yah??? Sisi lain dg perawatan yg ada pasti dirusakin sama orang2... Dirawat pun malah ada tangan2 yg tidak mengetahui adanya keberadaan kipas ini atau justru karena tersenggol2 didesak badan ketemu badan saking penuhnya malah menyeuntuh si kipas... Dilema....!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar