Kamis, 11 Juni 2009

Catatan Bulanan Bulan Juni 2009 Awal

Catatan Bulanan
Awal Bulan Juni 2009

Dikumpulkan oleh = Saya Sendiri  Dana

Bukan untuk mendramatisir, namun saya hanya menyarankan agar sebelum membacanya anak – anak perlu didampingin oleh orang tua atau pun wali karena berikut ini peristiwa – peristiwa yang terjadi selama kurun waktu awal bulan ini ada suatu peristiwa yang tidak kita inginkan, yaitu berita kecelakaan pastinya.

Sedikit permintaan ma’af saya...
Mohon ma’af apabila selama saya memposting agenda bulanan di sepanjang awal bulan Febuari 2008 kemarin hingga pertengahan bulan Mei 2009 ini ada beberapa foto yang tidak bahkan kurang berkenan, seperti foto – foto pastinya dari tayangan TV. Mulai bulan ini dan seterusnya, saya selalu lebih hati – hati dalam memposting berita. Mungkin apabila yang ditampilin itu foto – foto kiriman dari teman – teman sekalian atau pun juga hasil buruan saya sendiri, maka sudah layak tayang.

Mohon tanggapannya apabila ingin menanggapi...

Tanggal 1 Juni 2009 :
1. KA Sembrani Menabraki Crane di Jawa Timur

Sebuah rangkaian kereta api Sembrani menabrak sebuah crane di perlintasan di propinsi Jawa Timur. Tiada laporan jatuhnya korban jiwa apalagi kerusakan sarana dan pra sarana yang terjadi di tempat kejadian.

Sumber dari = Tulisan berjalan saat siaran berita Kabar Pasar di TV One pada tanggal 22 Mei 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Mulai lagi trend musibah bus setelah sebelumnya ada musibah jatuhnya pesawat Hercules di Lanud Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur dan terbakarnya KM di Surabaya baru – baru ini. Belum lagi beberapa bus kecelakaan.

2. KA Mutiara Timur Menabrak Bus Rombongan Anak – anak Sekolah
Seperti yang dilaporkan di atas bahwa beberapa bus mengalami musibah. Salah satunya menimpa bus AKAS yang mengangkut rombongan anak – anak sekolah yang baru saja melaksanakan tur di suatu kawasan wisata. Dalam kejadian yang naas pada malam itu diduga seorang penjaga PJL atau pos jaga lintasan telat menutup palang pintu perlintasan. Tabrakan antara bus dengan kereta api pun tidak dihindarkan. Alhasil, bus tersebut menelan 1 orang guru menjadi korban jiwa di kawasan Probolinggo propinsi Jawa Timur tersebut.

Sumber = Beberapa siaran berita di TV pada siang hari tanggal 1 Juni 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Yah… namanya juga musibah… Bisa terjadi di mana saja. Hanya dengan do’a kesel a matan kepada-Nya harus kita panjatkan sebelum kita menempuh perjalanan. Bahkan di dalam rumah tinggal kita sekali pun. Salah – salah malah nyawa menjadi teruhannya.

Tanggal 2 Juni 2008 :
BB 301 31 masuk kebun Pengok

Rekan - rekan sekalian... seperti yang telah saya duga akhirnya lok BB 301 31 lok pertama yang berwarna putih menjadi penghuni baru kebun Balai Yasa Pengok. Asal mulanya ketika lok BB 304 25 dipinjamkan ke BD sebenarnya lok BB 301 31 yang dikirim ke BD dari MN ini dalam keadaan sakit yakni ada masalah di kompresor. Memang beberapa kali sering dipake ke Cianjur, tapi itu juga di kanibal dengan BB 301 17 atau BB 304 25. 2 bulan lalu saya dapat kabar dari Kru Dipo BD bahwa BB 301 31 dibawa ke BY Pengok untuk diperbaiki, tapi saya sangsi sebab pada kunjungan bulan Februari kami dari IRPS bpk. Kepala produksi menyatakan bahwa BY Pengok tidak menerima perbaikan lok - lok DH.

Foto di atas berasal dari postingan kang Asep Suherman

Salam
Asep Tea

Sumber = Postingan rekan Asep Suherman ke milis keretapi@yahoogroups.com tgl 2 Juni 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Mendengar pemberitaan semakin ada saja lok – lok DH / deisel hidrolik masuk BY Pengok, bisa – bisa semakin banyak deh lok2 DH yang diperbaiki di BY yang bersinggungan dengan stasiun Lempuyangan itu.

Tanggal 3 Juni 2008 :
Seorang Wanita di Israel Ingin Bunuh Diri

Dari pemberitaan yang kurang akurat saya saksikan tampak dari kamera CCTV seorang wanita berusaha untuk melakukan bunuh diri dengan menabrakkan dirinya kepada rangkaian KA penumpang yang siap melintas di sebuah perlintasan. Nampaknya di perlintasan KA yang cukup sepi tersebut tiada yang berkutik atau memang karena pas lagi jam – jam sepi dari kesibukkan orang – orang bekerja. Rangkaian KA yang berlaju di sebelah kiri 9kebalikan dari Indonesia) dengan lebar rel / gauge kira – kira 1435 mm tersebut tidak berhasil menghantam si wanita tersebut. Mungkin ini semata karena dirinya urung untuk melakukan tindakan yang sangat ceroboh dan nekad tersebut.

Sumber = Siaran berita Kabar Siang di TV One pada tanggal 3 Juni 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Perbuatan nekad tersebut tentunya tidak patut dicontoh dan tidak saya ketahui apakah terkait dengan masalah konflik Palestina – israel atau semata ada masalah pribadi dengan sesuatu hal.

Tanggal 4 Juni 2008 :
Kembali : Wacana Pembangunan Rel KA di Kalimantan Timur

Indonesia :
Kabupaten Kutai Timur memberikan persetujuan pada akhir Maret ini untuk jalan kereta sepanjang 150 km yang menghubungkan tambang - tambang batubara di Muara Wahau di Kalimantan Timur ke pantai. Hal ini dipromosikan oleh Trans Kutai Kencana, wahana bertujuan khusus yang dibentuk oleh badan investasi otoritas regional dan perusahaan - perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Ras Al Khaimah, salah satu dari Uni Emirat Arab.

Arup telah menyelesaikan desain keinsinyuran untuk jalur tersebut. Akuisisi tanah sedang dilakukan, dan konstruksi akan dimulai tahun ini untuk penyelesaian dalam 30 bulan. Jalur ini dan dermaga pemuatan batubara akan dibuka pada 2012 dengan kapasitas awal sebesar 17 juta tonnes / tahun, dan persediaan untuk 60 juta tonnes / tahun.

KMPG memberikan model keuangan untuk proyek tersebut, yang sedang dikembangkan oleh Middle East Coal, perusahaan berbasis di Singapura yang berdiri pada 2008 oleh Pemerintah Ras Al Khaimah dan Trimex Group untuk berinvestasi dalam batubara dan proyek infrastruktur terkait. Sasarannya adalah untuk mengamankan persyaratan energi dari Ras Al Khaimah, dan pasar suplai termasuk Indonesia, India dan Jepang.
Pembiayaan Islami senilai 1,83 milyar Dirham sedang dicari untuk proyek ini, yang diharapkan para pendukung akan mendapat untung dari kejatuhan dunia konstruksi dan biaya rolling stock sebagai hasil kriris finansial internasional.

Sumber = Tony Bailey yang sempat posting ke milis RailNews

Tanggapan saya pribadi :
Turut berduka cita atas jatuhnya korban yang terjadi di negara selatan India tersebut. Saya sendiri berkeyakinan pelakunya itu separatis Macan Tamil. Kalau memang betul Al Qaeda, tidak mungkin yang menjadi sasaran itu warga sipil pribumi setempat. *

Tanggal 5 Juni 2008 :
KRL Ekonomi Diseruduk KRL AC Depok Ekspres dari Belakang

Kembali sebuah musibah kereta api terjadi di stasiun Manggarai. Setelah kejadian tahun 1998 silam di mana KRL Pakuan Bisnis diseruduk KRL Ekonomi jenis Holec dari belakang, kali ini giliran KRL Ekonomi No. KA 611 diseruduk KRL AC Depok Ekspres No. KA 523 beberapa meter menjelang masuk stasiun Manggarai. Akibat dari kejadian tersebut, kedua KRL tersebtu mengalami kerusakan. 1 di anatar para penumpang yang selamat menurut seorang saksi mata dalam keadaan terjepit dan sulit dievakuasi.
Kejadian pada pagi hari sekitar jam 7 tersebut sedianya hendak memasuki stasiun Manggarai. Namun, kejadian tidak dapat dielakkan. Para penumpang yang selamat saling berhamburan keluar kereta / gerbong hingga melanjutkan perjalanan mereka dengan rangkaian KRL lainnya.

Postingan foto di atas berasal dari postingan rekan Artanto Rizky yang terlibat langsung di gerbong / kereta KRL Ekonomi yang menabraki si KRL AC Depok Ekspres.

Sumber = Hampir semua media massa di sore hari pada tanggal 5 Juni 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Kenapa saya kasih lampu kuning? Karena menurut saya (ralat kalau salah ) bukanlah jalur gemuk. Sekiranya mungkin saja hawa panas yang menyengati sekujur tubuh sang kepala stasiun dan PPKA membuat jarak pandang mata mereka kurang focus untuk jarak jauh. Terjadilah anjlok.

Langsung dari ketikan rekan Artanto Rizky Cahyono :
Tata bahasanya sudah saya perbaiki sehubungan dengan pengecekan beberapa kata dengan kalimat singkat, bahasa yang kurang baku tapi gak baku – baku amat sih.... dan tanda – tanda penghubung seperti koma (,), titik (.) dan lain sebagainya.
KETERANGAN = Berlaku untuk semua ketikan dari rekan – rekan semua lho...

Saya salah satu (korban) penumpangnya. Saya naik dari stasiun Lenteng Agung di kereta nomor 2 di KRL ekonomi 611 rute Bogor - Jakarta Kota. KRL ini kemudian disusul oleh KRL Depok Ekspres di stasiun Pasar Minggu. Kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Tidak ada tanda - tanda aneh sampai di stasiun Tebet. Suasana penumpang di KRL Ekonomi setelah stasiun Tebet tidak terlalu padat, tidak ada penumpang yang naik di atap KRL ekonomi.

Ketika KRL ekonomi berangkat dari stasiun Tebet, saat itu kecepatan normal (60 - 70 km / jam) tidak ada tanda - tanda pengereman. Lewat dari pintu perlintasan stasiun Tebet (di bawah flyover), kecepatan KRL masih normal dan 5 menit kemudian ......... terdengar suara tumburan keras sekali, BRAKKKKKK...... Penumpang rubuh pun berjatuhan dan menjerit. Tubuh saya menghantam tiang pegangan tangan dan berlanjut dengan menghantam pintu karena terdorong oleh penumpang yang berjatuhan. Beberapa saat kemudian, saya dan penumpang lainnya turun dan melihat kabin depan KRL Ekonomi ini menubruk kabin belakang KRL Depok Ekspres yang sedang menunggu di sinyal masuk stasiun Manggarai. Syukur Alhamdulillah saya tidak terluka, hanya agak nyeri di bagian tubuh yang terhantam tiang pegangan tangan. Namun, saya dengar ada penumpang yang terjepit tangannya.

Bentuk geometris rel antara stasiun Tebet – stasiun Manggarai ini memang tidak lurus, tapi agak melengkung. Jadi, dari mata telanjang tidak mungkin terlihat ada apakah KA atau tidak di depannya. Sinyallah satu - satunya alat bantu untuk melihat (mengetahui) apakah KA atau tidak di depan KA ybs. Apakah KRL Ekonomi 611 telah melanggar sinyal di stasiun Tebet ? Wallahu'alam... Kita tunggu hasil penelitian dari PT. KA Daops I, PT. KAC Jabotabek dan KNKT.
terlampir foto-foto nya.

Salam,
Artanto Rizky C

Sumber = Rekan Artanto Rizky C yang menjadi saksi mata sekaligus salah satu korban di KRL Ekonomi No. KA 611 yang posting ke milis keretapi@yahoogroups.com pada tanggal 5 Juni 2009.

Langsung dari ketikan rekan Darajat Malyanto :
Tata bahasanya sudah saya perbaiki sehubungan dengan pengecekan beberapa kata dengan kalimat singkat, bahasa yang kurang baku tapi gak baku – baku amat sih.... dan tanda – tanda penghubung seperti koma (,), titik (.) dan lain sebagainya.
KETERANGAN = Berlaku untuk semua ketikan dari rekan – rekan semua lho...

Iya, Alhamdulillah masih diberi keselamatan ...
Saya pagi ini naik KRL Pakuan pukul. 07.00. Awalnya perjalanan lancar, tapi lepas stasiun Pasar Minggu kecepatan KA mulai berkurang dan AC mati. Sesaat setelah stasiun Duren Kalibata, KRL benar - benar berhenti dan masinis mengumumkan kalo tidak ada LAA / listrik aliran atas sehingga AC mati. Masinis kemudian membuka pintu. Gak lama, ada pengumuman lagi kalo perbaikan akan butuh waktu 1 - 2 jam dan di dalam KA udah heboh duluan gosip kalo di stasiun Manggarai ada tabrakan KA.

Udah deh, penumpang pada bubar.. Jalan kaki rame - rame ke stasiun Cawang...

Tanggapan saya pribadi :
Idem seperti yang di atas… Hanya saja kasihan banget sudah terik… ditambah mesti berjalan kaki di terjalnya bebatuan ballast buat komuter (baca = buat kita – kita sih sudah biasa jalan di ballast rel KA meski sampai kaki pegel…).

Tanggal 7 Juni 2009 :
Peralihan Lok CC 201 Milik Jawa kepada Divre III Sumatera Selatan
Langsung dari ketikan rekan Asep Suherman :
Tata bahasanya sudah saya perbaiki sehubungan dengan pengecekan beberapa kata dengan kalimat singkat, bahasa yang kurang baku tapi gak baku – baku amat sih.... dan tanda – tanda penghubung seperti koma (,), titik (.) dan lain sebagainya.
KETERANGAN = Berlaku untuk semua ketikan dari rekan – rekan semua lho...

Rekan – rekan... 2 lokomotif di pulau Jawa akan dikirim ke Divre III, yakni CC 201 102 dan CC 201 98. Khusus si CC 201 102 ditarik dingin oleh CC 201 74R, sedangkan CC 201 98 ditarik dingin oleh BB 304. Semalem si CC 201 102 sudah menyebrang ke pulau Sumatra, tapi saya belum tahu apa CC 201 98 sudah menyebrang atau belum.

Salam
asep tea

Sumber = Ketikan rekan Asep Suherman ke milis keretapi@yahoogroups.com tanggal 8 Juni 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Yah... lagi – lagi dikirimin ke Sumatera Selatan.... Padahal saat membaca majalah KA edisi bulan ini justru Divre I Sumatera Utara yang mengharapkan adanya lok – lok DE / diesel elektrik terutama untuk mempersingkat perjalanan KA penumpang.

Tanggal 10 Juni 2009 11.00 WIB :
1. Penemuan Bunker Misterius di Stasiun Tanjung Priok

Ada yang makin bikin menarik di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara yang sudah beroperasi kembali dengan kondisi bangunan yang sudah dikonservasi. Setidaknya pada akhir pekan lalu ketika serombongan pecinta sejarah menyambangi stasiun bikinan CW Koch pada tahun 1914 ini, ada si Bon Bon yang sudah kinclong nangkring di salah satu spoor di stasiun dengan 8 jalur ganda ini.

Selain si Bon Bon, pihak PT KA tak lupa mengungkap keberadaan ruang bawah tanah (bunker) di bangunan ini. Sontak peserta membayangkan berbagai kemungkinan yang bisa dilihat di bunker sebuah stasiun besar di utara Batavia. Didorong rasa penasaran maka peserta tak sabar untuk antre masuk ke dalam bunker. Setelah melalui lorong sempit dan curam, akhirnya terlihat ruang pengap yang digenangi air. Air setinggi sekitar mata kaki ini membuat peserta tak bisa menelusur ketiga ruang yang terlihat dari pintu masuk bunker. Belum diketahui apa fungsi bunker di stasiun ini, ke arah mana bunker berlanjut. Tri Prasetyo dari bagian Pusat Konservasi Heritage PT. KA menjelaskan, pihaknya belum bisa melakukan penelitian lebih lanjut sebelum ada sinyal dari bidang purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta Pemprov DKI.

Pasalnya, ketika pihak stasiun Tanjung Priok mulai membongkar bunker ditemukan pula 2 sendok berbahan tembaga dan perak yang diperkirakan dari abad 19 atau awal abad 20. "Maka kami enggak berani bertindak lebih lanjut, takut ada benda - benda lain yang berharga atau malah merusak kondisi bunker. Kami menunggu pihak dari Ditjen Purbakala, supaya ada penelitian lebih lanjut," ujar Tri. Sendok tadi bisa saja merupakan peninggalan dari stasiun yang punya tempat penginapan di lantai 2. Banyak pejabat atau warga Belanda yang tiba di Batavia dari Pelabuhan Tanjung Priok. Selanjutnya mereka menggunakan kereta api ke tempat tujuan. Untuk akomodasi sebagai tempat transit, maka stasiun Tanjung Priok yang baru menyediakan ruang yang berfungsi sebagai hotel. Jadi pendatang yang tiba kemalaman atau menunggu keberangkatan kapal laut bisa menginap di sana.

Konon, selama ini keberadaan bunker tersebut sengaja ditutup rapat – selain data tentang fungsi bunker di stasiun Tanjung Priok sulit ditemukan juga, keberadaan bunker tak tercantum dalam maket besar stasiun itu. Alasan mengapa bunker itu dirahasiakan tentu memunculkan beragam teori. Ada yang mengatakan, kemungkinan besar bunker itu adalah lorong panjang yang menghubungkan pelabuhan Tanjung Priok dan stasiun Tanjung Priok untuk mengirim dan menerima barang - barang terlarang. Katakanlah candu. Jika dalam beberapa literatur, juga bukti secara fisik, bunker memang bertebaran di Batavia khususnya pada tahun 1940-an, saat Perang Dunia II, maka tidak demikian dengan bunker di stasiun yang dibangun di zaman Gubernur Jenderal AFW Idenburg ini. Pasalnya, bangunan bunker terlihat menyatu dengan bangunan stasiun dan terletak di dalam bangunan. Umumnya, bunker di Batavia ada di luar bangunan utama karena memang perintah membangun bunker datang baru di tahun 1940.

Untuk mengetahui lebih lanjut sejarah bunker, fungsi serta ke mana bunker ini berujung tampaknya kita masih harus bersabar. Bunker bisa menjadi atraksi wisata baru di Tanjung Priok, khususnya tentu di stasiun itu. Diharapkan tahun ini segala sesuatu tentang bunker ini bisa terungkap, air yang merendam diharapkan juga bisa disedot sehingga warga bisa melihat sendiri ke dalam bunker dengan tiga ruang itu.

Tahun ini pula diharapkan si Bon Bon, lokomotif listrik ESS 3201 buatan tahun 1926 buatan pabrik Werkspoor akan ditempatkan di stasiun monumental tersebut sebagai salah satu atraksi wisata. Lokomotif ini melayani penumpang Jakarta - Buitenzorg (Bogor) sejak akhir 1920-an sampai pertengahan 1970-an. Cerita tentang si Bob Bon bermula saat menjelang ulang tahun Staats Spoorwegen (SS) yang ke 50 pada tahun 1925. Pada peresmian stasiun Tanjung Priok pada tahun 1925 proyek elektrifikasi di Batavia, Tanjung Priok - Meester Cornelis (Jatinegara) pun kelar. Lalu untuk melengkapi program elektrifikasi ini dipesan pula sejumlah kereta api listrik dan lokomotif listrik. Salah satu jenis lokomotif listrik yang dipesan adalah kelas 3200 buatan Werkspoor - Heemaf. Dirancang dan diproduksi oleh Werkspoor dengan lisensi Baldwin sementara perlengkapan elektrik dibuat oleh Heemaf atas lisensi Westinghouse. Salah satunya lokomotif itu bernomor 3201. Usai masa tugas, lokomotif ini dibiarkan begitu saja di bawah pohon. Bentuk dalam dan luar lokomotif ini sudah penuh karat, kotor, nyaris jadi besi tua belaka.
Pada Agustus 2006 sekelompok penggemar kereta api (railfans) yang tergabung dalam Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) membentuk Sahabat Bon-bon untuk menyelamatkan lok listrik ESS 3201 dan menjadikannya monumen. Komunitas inilah yang kemudian bekerja pro bono demi lokomotif berbentuk kotak bonbon ini. Rencana awal, Bon Bon akan dipasang di Stasiun Beos bersamaan dengan peresmian revitalisasi kota tua namun akhirnya rencana itu batal dan rencana lain muncul, Bon Bon akan ditempatkan di salah satu sudut Stasiun Tanjung Priok.

Rencana itu pun masih dalam proses agar si Bon Bon siap betul dipasang di stasiun yang baru kembali beroperasi itu.

Pradaningrum Mijarto

Sumber = Pradaningrum Mijarto dari Wartakota yang dipublikasiin oleh Kompas.com dengan dimilisi oleh rekan Ben Wicaksono ke milis keretapi@yahoogroups.com pada tanggal 10 Juni 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Syukurlah kalau nama organisasi kita (IRPS) ikut terlibat dalam melestarikan lok listrik WH 202 yang terselamatkan dari kepunahannya itu. Semoga saja Dinas Tatakota atau pun entah itu Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta Pemprov DKI turut peduli dengan aset negara berupa bunker di stasiun ujung utara kota Jakarta ini.

2. Diduga Stres, Pengendara Motor Tewas Menabrakkan Diri di Purworejo
Tentu saja seorang pengendara motor menabrakkan diri di hadapan rangkaian KA yang malam itu sedang melintas. Motor beber berwarna biru tua dengan plat nomor Polisi AA sekian Qsekian (ma’af... hehe... saya agak lupa ^_^) ini langsung ringsek begitu ditemukan warga. Menurut para warga pria tersebut sedang stres sehingga nekad menabrakkan dirinya di sebuah perlintasan KA di kota Purworejo, Jawa Tengah. Tidak dilaporkan dihajar oleh rangkaian KA apa.

Sumber = Siaran berita Reportase Pagi di Trans TV pada tanggal 10 Juni 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Kasiha sekali nasibnya.... Berakhir tragis dengan menabrakkan dirinya dengan rangkaian KA yang sedang melintas. Kalau saja bisa dipertimbangkan lagi, mendingan jadi railfans yah... Hunting motret sana – motret sini. Kali – kali saja hasilnya bagus bisa diterima di majalah KA yah? Tapi... yah... sudah terlanjur almarhum.

3. KA Matarmaja Diserang Penggila Sepak Bola
Kejadian tidak dapat dihindari. Saat sekelompok fanatik sepak bola merasa terkalahkan oleh tim lawan mereka, sekelompok penggila sepak bola pun mengamuk hingga melakukan penghancur 56 kaca jendela rangkaian KA Matarmaja. Lokomotif CC 201 09 pun tidak luput dari aksi vandalisme mereka dengan melakukan pencoretan. Para petugas dipo stasiun Malang terpaksa melakukan pembersihan serpihan kaca serta tulisan – tulisan cat yang mereka lakukan.

Sumber = Postingan rekan Willy Aprilianto ke milis keretapi@yahoogroups.com tanggal 19 Juni 2009.

Tanggapan saya pribadi :
Membaca beberapa komentar rekan dari milis saya setuju agar persepak bolaan nasional negara kita dibubarin saja. Karena, selain tidak mengukir prestasi yang gemilang di dunia internasional, para pendukungnya pun tak ubahnya holegan yang notabene perusak sarana dan pra sarana publik yang ada sebagai wujud pelampiasan kekesalan mereka.

Mungkin ada rekan – rekan yang ingin menambahkan atau meralatnya? Silahkan saja….

Salam,
Dana

Kalau mau japri, silahkan ke dk_aries@yahoo.com saja yah…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar